Pada tanggal 19 April 2025, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merayakan usia yang ke-95 tahun, sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan pasang surut, perjuangan, dan harapan. Dimulai dari pendirian oleh Soeratin Sosrosoegondo pada tahun 1930, PSSI telah menjadi jantung bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Sepanjang sejarahnya, PSSI telah menjadi saksi transformasi sepak bola Tanah Air, dari masa penjajahan, kemerdekaan, hingga era modern. Dalam perjalanan panjang ini, berbagai tantangan tak terhindarkan, mulai dari manajemen yang terkadang penuh gejolak hingga pembenahan kualitas tim nasional yang belum berhasil menembus level tertinggi. Namun, 95 tahun PSSI adalah sebuah perjalanan yang tak hanya mengukir prestasi, tetapi juga mimpi-mimpi besar untuk sepak bola Indonesia.
Mimpi terbesar bagi banyak pencinta sepak bola di Indonesia adalah melihat tim nasional Indonesia berlaga di Piala Dunia. Sejak awal berdirinya, PSSI telah berusaha keras untuk mewujudkan impian tersebut. Meskipun pada masa lalu tim nasional Indonesia berhasil mencapai kesuksesan di tingkat Asia, langkah menuju Piala Dunia selalu menjadi sebuah tantangan berat. Namun, dengan hadirnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI, banyak yang mulai melihat adanya perubahan signifikan dalam arah sepak bola Indonesia. Kepemimpinan Erick Thohir membawa angin segar bagi PSSI, terutama dalam hal pengelolaan yang lebih profesional dan terbuka. Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 menjadi salah satu bukti bahwa sepak bola Indonesia semakin mendapat perhatian internasional.
Dalam kepemimpinan Erick Thohir, mimpi Indonesia untuk lebih dekat dengan Piala Dunia kembali menyala. Perubahan besar-besaran dalam struktur manajemen dan pengembangan pemain muda adalah kunci penting dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut. Thohir juga berfokus pada perbaikan kompetisi domestik, dengan memperkenalkan liga yang lebih profesional dan memperhatikan aspek-aspek penting dalam pengembangan akademi sepak bola. Salah satu langkah berani yang diambil adalah pembenahan kualitas tim nasional yang melibatkan pelatih berkualitas dan pendekatan yang lebih modern dalam latihan. Kendati jalan menuju Piala Dunia masih panjang, harapan itu kini kembali terasa lebih nyata, dan para penggemar sepak bola Tanah Air kembali mengalirkan dukungan penuh kepada tim nasional.
Namun, perjalanan ini tak hanya mengandalkan keberhasilan manajemen dan strategi baru, tetapi juga harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat, baik itu pemerintah, media, maupun klub-klub sepak bola. Mimpi44 ke Piala Dunia memerlukan kerjasama yang solid antara berbagai pihak, serta komitmen jangka panjang dalam pengembangan sepak bola Indonesia. Jika pada masa Soeratin, PSSI dimulai dengan semangat yang luar biasa meskipun dalam kondisi yang penuh keterbatasan, kini dengan era baru yang dipimpin oleh Erick Thohir, tantangan tersebut tidak lagi dianggap mustahil. Para penggemar sepak bola Indonesia mulai merasakan bahwa mimpinya untuk melihat tim nasional berlaga di Piala Dunia bukan lagi sekadar angan-angan, melainkan tujuan yang bisa diraih dengan tekad dan usaha bersama.
95 tahun perjalanan PSSI menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia tidak hanya tentang kemenangan di lapangan, tetapi juga tentang semangat yang tak pernah padam untuk terus berkembang. Dari Soeratin hingga Erick Thohir, mimpi yang sama terus digenggam—yaitu membawa Indonesia ke pentas dunia, tempat di mana Indonesia bisa bersaing dengan tim-tim terbaik dunia. Meskipun tantangan masih ada, 95 tahun PSSI adalah sebuah bukti bahwa mimpi itu terus hidup, dan setiap langkah yang diambil adalah bagian dari perjalanan menuju Piala Dunia.